Dihajar Gelombang Derawan

Pondok kayu yang kami inapi malam itu bergoyang-goyang kencang. Lampu gantung yang ada di meja rias berayun-ayun ke sana kemari tidak beraturan. Gelombang lautan di Taman Nasional Derawan-Sangalaki pada malam ini sedang mengamuk. Naasnya, kami saat itu sedang menginap di sebuah water villa yang terletak tepat di atas laut.

Badai sedang menghantam Perairan Derawan pada malam itu. Angin kencang, hujan deras, dan ditambah amukan gelombang membuat kami was-was bahwa pondok kayu yang terpancang di tengah laut ini tidak akan kuat menahan hantaman demi hantaman. Salah-salah pondok kayu ini dan seisinya hanyut dilamun ombak.

“Pokoknya kalau suasana tidak mereda lima belas menit lagi kita lari ke daratan!” saya mencoba memberikan isyarat kepada Edi yang tidak menjawab. Dengan situasi seperti ini yang jelas kami tidak mungkin bisa tidur tenang.

Beruntung tidak sampai sepuluh menit laut mulai agak tenang. Angin berkurang dan gelombang agak mereda meskipun hujan masih deras. Saya mengintip ke arloji yang menunjukkan pukul dua pagi. Nampaknya kami tidak akan bisa tidur malam ini.