Wujud yang didambakan darinya adalah Batara Wisnu menunggang Garuda sebagai simbol dari Amerta, sebuah kebijaksanaan abadi. Tetapi patung raksasa ini masih jauh dari kata selesai. Direncanakan menghabiskan empat ribu ton tembaga dan kuningan, patung ini akan berdiri setinggi 150 meter di tebing kapur Nusa Dua, menjadi ikon baru bagi Pulau Bali.
Di kawasan perbukitan Ungasan inilah Patung Dewa Wisnu akan menaungi pemandangan di sekitarnya. Saat ini patung kepala dengan tinggi sekitar 23 meter ini saja sudah terlihat masif, belum lagi ketika nanti seluruh tubuhnya selesai terbentuk dengan sempurna. Menurut beberapa orang, patung Garuda Wisnu Kencana ini akan menjadi salah satu patung tertinggi di dunia.
Patung yang kedua tentu saja adalah Garuda yang saat ini baru terlihat kepalanya dengan ukuran sebesar panggung pertunjukan musik, bentangan sayapnya diperkirakan akan mencapai 64 meter atau setara dengan lebar lapangan sepakbola. Patung Garuda ini saat ini terletak di Lotus Pond atau Kolam Teratai yang dilengkapi area bertangga dengan pegunungan kapur yang telah dipahat tegak lurus di kanan kirinya.
Kunjungan saya ke sana adalah kunjungan kali ketiga dalam lima tahun. Tahun demi tahun, perbaikan memang nampak di sana sini namun sosok si patung hanya berubah sedikit sekali, itu pun kalau bisa dibilang berubah. Selebihnya patung-patung raksasa yang kelak menjadi ikon bagi Bali ini terlihat masih jauh dari kata pungkas.
“Saya ingin suatu saat nanti patung Garuda Wisnu Kencana ini menjadi batas atas ketinggian bangunan yang baru untuk Bali,” cetus Wayan ketika mengantar saya ke sana. Memang. Saat ini Bali tidak dipenuhi gedung pencakar langit lantaran terdapat kebijakan pembatasan tinggi bangunan di pulau ini. Ada harapan dari Wayan bahwa dengan terselesaikannya patung setinggi 150 meter ini maka batas ketinggian bangunan juga bisa naik hingga angka tersebut.
Apakah itu positif? Entahlah. Saya senang melihat Pulau Bali tidak disesaki oleh gedung-gedung maha-tinggi yang salah-salah mampu menggoyang penampilan fisik pulau ini. Namun di sisi lain, harus diakui bahwa pulau ini sudah semakin sesak.