“Lamijung! Lamijung!” teriakan sais hanya terdengar lamat-lamat bangku paling belakang kapal motor yang berisik ini. Namun ketika saya melihat para penumpang lain nampak mulai berkemas dan beranjak dari bangku masing-masing, saya pun mengikuti.
Lamijung yang dimaksud adalah Liem Hie Djung, pelabuhan Pos Lintas Batas Laut yang terletak di Nunukan. Ini adalah pintu masuk Nunukan dari dua kota utama, Tarakan di Indonesia dan Tawau di Malaysia. Liem Hie Djung sendiri punya histori erat dengan berdirinya Nunukan. Dermaga ini dulunya merupakan gerbang para pedagang Tiongkok ke sisi timur Kalimantan, yang belakangan membangkitkan perekonomian dan membuka keterisolasian daerah ini.
Seiring dengan meroketnya perekonomian Nunukan pasca-otonomi, keberadaan dari Pelabuhan Tunon Taka di sisi timur pulau ini sudah tidak dapat lagi diandalkan sebagai satu-satunya pintu masuk. Berawal dari situlah, dermaga kecil Liem Hie Djung yang terletak di sebelah utara pulau ini ditingkatkan kelasnya dan didapuk sebagai pelabuhan internasional. Sementara beban lalu lintas ke Pulau Sebatik sebagian besar dilimpahkan ke dermaga kecil di Sei Jepun.
Demikianlah perjumpaan saya dengan Pelabuhan Liem Hie Djung ini menjadi pertemuan perdana dengan Nunukan, kabupaten yang menjadi ambang bagi republik ini. Sebagai pulau terluar tentu sewajarnya apabila dermaga ini terlihat sudah mulai banyak bersolek.
“Di sini sebagian besar arus penumpang menuju Tawau,” terang perempuan muda yang duduk di bangku informasi, “Tetapi kami juga punya kapal ke Sebatik, meskipun tidak terlalu sering.”
Lazim apabila perekonomian Nunukan lebih bergantung kepada Tawau daripada Tarakan. Untuk menggapai Tawau, hanya memakan satu jam. Sementara guna mencapai Tarakan membutuhkan waktu dua setengah jam. Dari faktor jarak ini saja dapat dimaklumi apabila Nunukan lebih banyak bergantung kepada negara tetangga.
“Sekarang mau tidak mau pemerintah harus mempercepat pembangunan Nunukan, supaya bisa mengurangi ketergantungan itu. Semampu mungkin dan secepat mungkin mandiri,” pungkasnya sembari melempar senyum.