Inilah makan siang terakhir kami di Semeru sebelum perjalanan pulang. Menggelar tikar di tepi Ranu Kumbolo, kami duduk berbagi matras sembari menyantap nasi pecel sayur yang disediakan oleh para porter. Boleh dibilang ini adalah pamungkas yang sempurna untuk perjalanan dua hari menyusuri Semeru.
Ranu Kumbolo terhampar kalem di hadapan saya. Permai dan tenang seperti biasa. Sementara beberapa orang terlihat berkemas-kemas, lebih banyak pendaki yang baru datang daripada yang meninggalkan tempat ini. Barangkali memang banyak yang berencana summit attack menjelang hari kemerdekaan.
Seusai menuntaskan piring nasi terakhir ini, saya pun mengambil ransel hitam yang berisi kompor untuk dibawa turun. Memang. Dalam perjalanan itu saya adalah pembawa kompor dan alat-alat masak yang beratnya tidak seberapa namun berisiknya minta ampun.
“Sekarang sudah hampir pukul dua belas,” terang Pak Sugeng mengingatkan kami, “Sebaiknya kita cepat turun dan bisa tiba di Ranu Pani sore hari. Setelah itu kita bisa makan dan beristirahat di basecamp untuk persiapan sunrise besok pagi.”
Tentu saja kami tidak punya pilihan. Esok kami masih harus ke Bromo.