Banyak legenda menghiasi kisahnya. Konon dahulu masjid tua ini berdiri di Desa Tehala. Namun karena sebuah kejadian gaib, suatu malam masjid ini berpindah ke Desa Kaitetu, tempatnya yang sekarang.
Bukan. Bukan mitos penduduk setempat yang saya cari di sini. Saya sengaja datang bersama Norris untuk menyaksikan bangunan berusia tujuh ratus tahun yang masih tegap berdiri ini. Bangunan masjid tua ini masih terawat dengan baik, meskipun berbagai bagiannya sudah direnovasi berulang kali.
Jika bukan yang tertua, maka masjid ini adalah salah satu yang tertua di Indonesia.
Belum jauh dari Gereja Hila, masjid berdinding pelepah sagu ini berdiri selama tujuh abad. Di dalamnya masih tersimpan sebuah bedug berusia ratusan tahun dan sebuah Al-Qur’an uzur yang kertasnya mulai terkesan menguning termakan usia. Masjid Wapauwe menyimpan salah satu mushaf Al-Qur’an tertua di Indonesia, hasil goresan tangan Imam Muhammad Arikulapessy.
“Sebenarnya masjid ini dipindah atas permintaan Imam Razali,” terang bapak tua yang duduk di sebelah pagar, “Namun bagaimana cara memindahnya tidak diketahui pasti. Masyarakat sini percaya kalau cara pemindahannya itu sebenarnya gaib.”