Kutai Martadipura adalah bagian dari narasi terpenting nusantara yang tersisa. Walaupun diyakini ada kerajaan yang mendahului Kutai di nusantara ini semisal Sakalanagara, namun dari seluruh peninggalan yang hingga saat ini masih bertahan, Kutai boleh mengklaim diri sebagai kerajaan tertua di nusantara. Apabila direntang narasi Kutai dari awal mula hingga saat ini, maka terbentanglah tujuh belas abad yang penuh dengan catatan kaki.
Kerajaan Kutai berawal dari sebuah monarki bercorak Hindu yang mendominasi sebagian wilayah timur Kalimantan. Sayangnya tidak banyak catatan yang ditemukan ihwal kerajaan ini selain dari sebuah prasasti tua yang mencatat kedermawanan Raja Mulawarman mendonasikan 20 ribu ekor lembu kepada para brahmana. Yang mana di guratan prasasti tersebut disebutkan pula Sang Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman dan cucu dari Raja Kudungga yang berarti Kerajaan Kutai sudah berdiri setidaknya tiga generasi sebelum sang raja.
Tidaklah banyak catatan yang tersisa dari Kerajaan Kutai Martadipura. Adapun pada era pos-imperium Majapahit, sebuah kerajaan lain berdiri dan mendominasi tanah ini, Kesultanan Kutai Kartanegara namanya. Kesultanan Kutai berbeda dengan pendahulunya, merupakan monarki dengan corak Islam kental yang keberadaannya tercatat dalam Kakawin Negarakertagama.
Sultan Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa memimpin pasukan untuk menaklukkan Kerajaan Kutai Martadipura yang sudah jauh lebih lemah dan meleburkan kedua kerajaan dengan nama Kutai Kartanegara ing Martadipura. Nama inilah yang hingga saat ini dijadikan sebagai identitas untuk kabupaten kaya sumber daya alam ini.
Catatan historis Kutai tidak berakhir sampai di situ. Pada era kolonialisme, Belanda, Jepang, dan Inggris silih berganti menduduki tanah ini. Hubungan dagang antara Kesultanan Kutai dengan para kolonialis kadang berjalan dengan baik namun pada sesekali waktu terjadi konflik-konflik yang mewarnai.
Pada era republik, Wilayah Kesultanan Kutai dipecah-pecah menjadi beberapa kabupaten termasuk Kabupaten Kutai Kartanegara yang menjadi jantung dari kesultanan ini di masa silam. Kabupaten Kutai Kartanegara juga memegang predikat sebagai kabupaten terkaya di Indonesia diukur dari besaran dana bagi hasil.
Hari ini saya berkesempatan untuk mengunjungi kabupaten bersejarah ini. Meskipun perjalanan jauh saya dari Kota Balikpapan diiringi oleh gelayut mendung pagi, tidak pupus rasanya semangat untuk menjelajahi Tenggarong, ibukota dari Kabupaten Kutai Kartanegara.