“Aduh, Ibu Susi… kok ikannya kecil-kecil begini,” keluh lelaki bertopi jingga itu menyebut-nyebut nama Menteri Perikanan seakan tidak tahu lagi siapa yang harus dia sebut.
Separo penduduk kampung ini adalah nelayan. Mereka benar-benar hidup bersandar pada situasi perairan ini. Ketika hasil laut melimpah, mengalirlah rezeki ke dapur mereka. Sebaliknya, ada kala mereka harus bertahan hidup dengan apapun yang tersangkut di jaring.
Hasil laut yang minim belakangan ini membuat beberapa nelayan malas melaut. Beberapa perahu kecil nampak bersandar tak bertuan di dinding dermaga, sisanya lagi terombang-ambing ombak selat kecil ini lantaran talinya terlampau panjang.
Matahari membelai-belai wajah, sementara saya berdiri seorang diri menatap Gunung Gamalama yang berdiri angkuh tidak jauh di belakang sana. Di bawahnya adalah Ternate, pulau yang selama ratusan tahun menguasai tanah ini. Sebentar lagi laut pasti membaik. Pasti.