Secercah cahaya matahari yang menembus dari balik bukit menggoda saya untuk melongokkan wajah keluar dari kantung tidur. Malam telah kami lewatkan di atas dermaga kayu Teluk Mayalibit beratapkan langit malam yang bertabur bintang. Satu-satunya yang melindungi saya dari dingin udara malam adalah kantung tidur yang saya rapatkan setinggi wajah.
Berkas cahaya jingga itu menyorot apik ke landasan kayu dermaga, dipapas oleh awan-awan tipis yang berarak-arakan timbul tenggelam di balik pucuk-pucuk bukit. Saya sudah tidak tahan lagi dan langsung berdiri untuk mengambil kamera, ini momen yang terlalu cantik untuk dilewatkan.
Mencoba mengabaikan kurang tidur, saya berjalan seorang diri menyusuri lantai kayu dermaga yang berderit-derit setiap kali dipijak. Desa Warsanbin nampaknya juga belum banyak berdenyut, pelan sekali, seakan semua orang di sini memulai aktivitas harinya agak terlambat. Memang tidak ada aktivitas lain yang bisa dilakukan selain berfoto dan buang hajat di toilet.
Toilet yang dimaksud di sini tentu saja bukan kamar mandi berfitur lengkap, melainkan sebuah boks kayu sebesar kamar pas dengan lubang seukuran kepala orang dewasa di bagian bawahnya. Segala pembuangan dari atas boks tersebut akan langsung terbuang ke Teluk Mayalibit, menjadi makanan ikan-ikan yang kami makan kemarin.
Dengan listrik yang hanya dapat menyala empat jam per harinya, tentu wajar apabila mempunyai toilet masih belum menjadi prioritas bagi warga desa-desa di Papua Barat.
Segugus awan putih mengambang rendah di sebalik bukit, saya meminta Pak Jajang mengambil gambar saya dengan latar perbukitan Teluk Mayalibit. Udara dingin yang sedari tadi menaungi mulai terasa memudar tergantikan oleh hangat udara yang disinari cahaya matahari pagi.
Sementara suara-suara berisik mulai terdengar dari balik rumah-rumah kayu di Desa Warsanbin, suaranya terdengar hingga ke dermaga. Nampaknya aktivitas komunal dari warga desa di pesisir Teluk Mayalibit ini sudah dimulai.
“Pagi ini kita naik ke atas bukit sana,” usul dari Pak Jajang kepada kami, “Kita foto-foto dari atas kemudian pulang ke Waisai, kalian bisa kembali ke Sorong siang ini.”