Indralaya bukanlah nama yang dulu pernah saya dengar. Mencuatnya nama ibukota Kabupaten Ogan Ilir ini dalam perencanaan proyek pembangunan jalan tol lintas Sumatera terus terang mengalihkan perhatian saya. Tidak ada keterkejutan sama sekali ketika menemukan Indralaya berupa sebuah kota yang ramai padat, ibarat tumpahan dari meluapnya Kota Palembang.
Terpisah 30 kilometer dari Palembang, Indralaya memang tumbuh pesat menjadi kota satelit. Di sinilah para pekerja bermukim untuk bekerja di kota pempek hingga lambat laun kota ini pun menjadi penopang bagi Palembang. Salah satunya adalah dengan dipindahkannya sebagian kampus Universitas Sriwijaya ke kota ini.
Perjalanan saya siang itu harus berhadapan dengan riuhnya lalu lintas yang nyaris tidak termaafkan. Mengingatkan saya kepada situasi sehari-hari di Pantura. Kata siapa Sumatera lebih sepi daripada Jawa?
Bicara soal jalan tol, ruas Palembang-Indralaya menelan dana Rp 3,4 trilyun yang bersumber dari penyertaan modal negara, investasi swasta, dan pinjaman ke PT Hutama Karya. Pembangunan yang memakan lahan seluas 300 hektar ini diawali oleh Presiden Joko Widodo dan Gubernur Alex Noerdin di Desa Ibul Besar III dua tahun silam.
Apabila tol ini terealisasi, maka ruas Palindra ini akan menjadi bagian dari rangkaian panjang yang terkoneksi dari Bakauheuni yang kemudian akan tersambung lagi semakin jauh hingga ke Banda Aceh. Secara regional, jalan tol ini nantinya akan menghubungkan Pelabuhan Bakauheuni dengan Pelabuhan Tanjung Api-Api yang keduanya adalah pintu gerbang perekonomian.
“Dari Indralaya ke Palembang sudah sepenuhnya tersambung,” terang Pak Sopir menjelaskan ihwal ruas jalan ini kepada kami, “Dari sini hingga ke sana sudah tidak banyak lagi sawah-sawah kosong. Benar-benar sudah seperti kota yang nyambung.”
Memang. Palembang dan Indralaya mengingatkan saya kepada ruas Klaten dan Yogyakarta sepuluh tahun silam, yang artinya dalam waktu dekat kepadatannya akan menyamai lintasan legendaris yang kerap saya lewati itu. Namun satu hal yang membuat daerah ini lebih beruntung daripada daerah-daerah di Jawa adalah pemerintah menyadarinya sebelum terlambat. Dengan dibangunnya ruas tol yang menghubungkan Palembang dan Indralaya, pertumbuhan daerah ini di masa depan saya yakin tidak akan mudah tersendat.