Dahulu kala Semarang adalah pelabuhan terbesar di nusantara. Dari kota inilah barang-barang hasil pertanian dan perkebunan dari Jawa memulai perjalanan panjang mereka membelah lautan menuju dapur-dapur di daratan Eropa utara. Kini Semarang masih merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan salah satu sentra industri terbesar, walau langkahnya melambat dibenamkan oleh kota-kota lain yang meroket belakangan.
Selepas Semarang, pusat-pusat industri masih menggeliat dengan kencangnya. Makanan kaleng, farmasi, hingga tekstil diproduksi di kota terbesar Provinsi Jawa Tengah ini. Namun pelabuhan Tanjung Emas telah disalip oleh pelabuhan milik Jakarta dan Surabaya. Bahkan kapasitasnya yang hanya satu juta TEU sebentar lagi akan dilampaui oleh Pelabuhan Belawan di Medan.
Entah apa yang membuat laju Semarang terasa agak gamang. Kota metropolitan ini memang masih berdentum, namun gaungnya tertelan begitu saja oleh kota-kota pelabuhan lainnya di Indonesia. Adapun dibangunnya jalan tol trans-Jawa yang akan menghubungkan Jakarta dan Semarang beberapa tahun lagi menjadi harapan anyar teruntuk kota ini.
Saya sendiri tidak ingin berspekulasi. Namun Semarang terlalu besar untuk redup, mungkin tidak banyak berita dari kota ini yang rutin menghiasi media nasional, kontras dengan Bandung atau Makassar, namun Semarang tetaplah melaju. Meskipun lajunya kini terasa gamang.