Penginapan Kelas Pelaut

Jumlah nyamuk di kamar saya lebih banyak daripada jumlah kutu di rambut anjing. Kamar sempit apek ini mungkin satu-satunya yang sesuai dengan kedalaman kantong saya dalam persinggahan ke Ternate. Jangan heran apabila segala macam halangan tidur ada di tempat ini, dari dengung nyamuk hingga sumpah serapah para pelaut mabuk.

Lima puluh ribu rupiah per malam. Sepadan dengan harganya, fasilitas yang didapatkan adalah kamar seukuran kamar ganti dengan satu dipan dan sepasang furnitur ala kadarnya. Jaring-jaring penghalau nyamuk di jendela pun sudah bolong-bolong tidak karuan, memberikan akses keluar masuk bagi para serangga. Jangankan nyamuk, kalau melihat ukuran lubangnya, burung garuda pun bisa masuk.

“Yah, namanya juga penginapan para pelaut,” kata bapak yang menginap di kamar sebelah sambil menyeruput segelas wedang jahe, “Harganya pun keras dan fasilitasnya pun keras. Cocok untuk mereka yang hidupnya keras di laut.”

Bapak itu bukan pelaut, tapi salesman yang kebetulan harus suplai barang ke pulau ini. Apa mau dikata, untuk menghemat budget perjalanan beliau juga harus memelautkan dirinya.

Penginapan yang serba minimalis dengan skor di bawah nol tentu bukanlah kendala yang berarti bagi saya, bukan apa-apa, namun saya memang lebih banyak menghabiskan waktu saya di luar. Kembali larut malam hanya untuk tidur dan keluar pagi-pagi buta untuk kembali menjelajah alam Maluku Utara. Sesekali saja saya harus terbangun lantaran kegaduhan di luar sana.

Ternate tanah yang indah. Mulai dari lautnya, perbukitannya, hingga arsitektur bangunan uzurnya seakan membaur menjadi satu dalam harmoni yang sejalan. Melewatkan sehari di pantai-pantai Ternate seakan berteleportasi ke setengah milenium silam ketika kapal-kapal Portugis merangsek masuk daerah ini untuk mengeksploitasi rempah-rempahnya.

Ketika rempah-rempah bukan lagi menjadi primadona, Ternate kembali menjadi pulau kecil nan sepi seperti jauh sebelum kedatangan Portugis ke tanah ini. Mengembalikan seluruh kedamaian dan keindahannya yang berbaur menjadi satu.