Kami melaju memunggungi matahari yang sudah rendah di barat. Perjalanan dari Mempawah menuju ke Pontianak tinggal menyisakan satu jam lagi namun Connie meminta saya untuk berhenti di sebuah rumah makan yang ada di tepi jalan. Sepeda motor dihentikan di kiri jalan tepat di hadapan sebuah rumah makan berdinding kayu besar yang menyediakan makanan khas Kalimantan Barat, pengkang.
Bicara soal pengkang sebenarnya inilah kali pertama saya mendengar hal ihwal makanan yang satu ini. Pengkang adalah makanan mirip lemper yang terbuat dari beras. Beras ketan dimasak dengan santan dan dibungkus daun pisang, kemudian di dalamnya diisi dengan udang kering. Bungkusan pengkang ini kemudian dijepit bambu dan dibakar di atas bara tempurung kelapa. Aroma tempurung kelapa dan bauran rasa udang inilah yang memberikan nuansa berbeda pengkang apabila dibandingkan lemper.
Dengan mencampur antara beras ketan dengan sambal kepah, rasa gurih pedas menjadi nuansa unik makanan ala Pontianak ini. Sambal kepah adalah sambal bercampur daging kerang, yang mana kerang-kerang ini adalah hewan pantai yang banyak hidup di kawasan mangrove Kalimantan Barat.
Satu jam lamanya kami singgah di Pondok Pengkang. Connie mengajak saya untuk melanjutkan perjalanan dari tempat ini menuju ke Siantan yang mana dari sana kami akan melanjutkan dengan penyeberangan ke sisi keramaian Kota Pontianak. Sementara di barat sana matahari sudah mulai menampakkan semburat jingga.