Jejak Pilu Pengungsi Vietnam

Senja sudah merekah tatkala saya menggeber sepeda motor melintasi jalanan gersang Barelang. Semakin jauh dari Pulau Batam, jalan raya semakin sepi, hingga akhirnya saya benar-benar hanya seorang diri di atas aspal mulus, sementara kiri kanan jalan adalah padang-padang terbuka. Hutan-hutan yang telah digunduli dan menyisakan tunggul-tunggul kayu tanpa tuan.

Entah dua jam mungkin saya berkendara. Hingga akhirnya saya menemukan sebuah warung kecil di sisi kanan jalan yang mau tidak mau harus saya singgahi untuk mengorek informasi.

“Sudah kelewat, Bang!” celoteh seorang ibu muda yang sibuk mengasuh anak kecilnya, “Sekitar ya satu kilometer mungkin ya di belakang sana. Coba saja kembali ke sana, ada belokan di sebelah kanan kalau dari sini.”

Jujur saja. Pejalan macam apa saya ini. Bagaimana bisa di jalan raya yang sepi terbuka seperti ini pun ternyata saya masih bisa melewatkan plang petunjuk jalan? Mungkin perjalanan jauh membuat fisik saya terlampau lelah untuk berkonsentrasi. Jadilah saya berputar balik hingga menemukan tikungan yang dimaksud.

Benar. Ada sebuah tikungan yang tertutup pepohonan rimbun, tidak nampak ada seorang pun di sana. Jalan raya berubah menjadi sempit dan teduh, penuh dengan lubang sebesar kubangan kerbau di permukaannya. Tidak salah lagi, ini pasti jalan menuju ke Kampung Vietnam nan masyhur itu.

Kampung Vietnam, demikian masyarakat menyebutnya, sejatinya adalah perkampungan yang dibangun oleh UNHCR, badan PBB yang menangani para pengungsi pencari suaka.

Ex-Camp Vietnam. Tulisan singkat dan tidak inspiratif itu tertatah begitu saja di papan petunjuk simpang jalan. Akhirnya sampailah saya di kampung kecil yang saya cari-cari dari tadi. Inilah bekas perkampungan yang digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk menampung para pengungsi konflik Vietnam.

Seorang petugas melongokkan kepalanya ketika saya masuk. Barangkali dia tidak mengharapkan pengunjung di hari biasa, apalagi sore-sore begini. Saya membayar retribusi, entah berapa nilainya, dan bergegas untuk menelusuri kompleks bersejarah ini. Baru beberapa langkah sepi senyap nuansa kamp ini membawa saya menerawang jauh ke belakang.