Kota Replika Museum Angkut

“Orang yang bikin ini benar-benar serius,” celetuk Bayu kepada saya, “Gila tapi serius.”

Bayu benar. Apabila ditilik dari rangkaian replika kota-kota yang ada di Museum Angkut ini, maka terbayangkan betapa mahalnya biaya akuisisi dan perawatan koleksinya. Bukan hanya kendaraan-kendaraan yang ada di dalamnya namun juga berbagai ornamen yang menghiasi museum ini. Di samping zona bangunan utama yang menyimpan kendaraan-kendaraan antik, Museum Angkut juga mempunyai sembilan replika kota yang punya nuansa tematik tersendiri.

Sebut saja salah satunya Zona Sunda Kelapa dan Batavia. Replika kota ini merepresentasikan Batavia pada tempo doeloe ketika masih berupa pelabuhan terkenal hingga periode pasca-kemerdekaan. Tidak hanya kendaraan-kendaraan kuno berupa kereta kuda dan tram saja yang tersimpan di sini, namun juga kendaraan tradisional pasca-kemerdekaan seperti becak. Di sini juga terdapat banyak replika rumah-rumah Chinatown dan Betawi, termasuk di antaranya replika Menara Syahbandar yang masyhur di Sunda Kelapa.

Lain lagi dengan Zona Eropa, yang mencakup replika Eropa Barat klasik, minus Inggris. Zona ini menyimpan koleksi-koleksi kendaraan dari berbagai negara Eropa, utamanya Italia, Prancis, dan Jerman. Sementara ini Zona Inggris Raya dipresentasikan secara terpisah pada ruangan berikutnya yang menyajikan koleksi transportasi-transportasi mewah Britania seperti Rolls Royce, Blackburn, Triumph, Matchless, Royal Enfield, Fillir, Francis Barnett, Austin, hingga Mini Cooper yang sudah jadi andalan para kolektor kambuhan.

Salah satu yang paling menarik perhatian saya adalah Zona Hollywood lantaran koleksinya yang tidak lazim. Di sana tersebar berbagai jenis kendaraan yang acap digunakan di dalam film-film Hollywood termasuk Batmobile yang sohor itu. Sudah barang tentu zona ini merupakan lokasi favorit anak-anak untuk berfoto.

Secara umum, Museum Angkut memang di atas ekspektasi. Tidak hanya dari luasan areanya yang membentang nyaris empat hektar namun juga dari jumlah koleksi dan perawatannya. Semoga saja Museum Angkut sanggup memberikan standar baru untuk museum-museum swasta di Indonesia berikutnya.