Hari sudah gelap ketika kami menjejakkan kaki di kota Ruteng yang dingin. Rekomendasi Lonely Planet mengantar kami pada sebuah biara suster Katholik, Susteran Santa Maria Berdukacita. Mau bagaimana lagi, namanya memang demikian. Namun biara ini ternyata jauh sekali dari kesan dukacita yang sangat jelas terpampang di identitasnya.
Sambutan para suster yang ramah tamah pada malam itu membuat kami merasa lebih tenang. Hanya ada tiga suster yang menyambut kami malam itu. Menarik juga rasanya, sebab selain menjalankan aktivitas kongregasi Katholik mereka juga menjalankan bisnis perhotelan!
Dapatlah kami paket lengkap dengan fasilitas kamar mandi yang luas dan air panas. Mengingat Ruteng terletak di dataran tinggi, berbeda dengan Labuan Bajo yang panas, maka ketersediaan air panas tadi bisa jadi keniscayaan. Berhubung malam itu kami sudah capek lantaran seharian berburu komodo, kami pun membeli makanan (di rumah makan Padang yang sebenarnya sudah tutup!) dan langsung pergi tidur.
Kongregasi Santa Maria Berdukacita ini punya area yang sangat luas. Terdapat beberapa buah gedung besar yang masing-masing terdiri atas tiga lantai. Sedangkan di depannya dan di belakangnya terdapat taman lengkap dengan paviliun dan patung-patung Katholiknya.
Tidak banyak tamu yang bermalam kala itu. Jadi kami cukup leluasa untuk berkeliaran ke sana kemari sementara suster-suster itu nampaknya juga tidak terlalu ambil pusing dengan aktivitas kami. Sepintas penginapan ini nampaknya memang bukan kelasnya backpacker, tetapi saya dapat memberikan saran bahwa secara value for money, ini adalah pilihan terbaik di kota Ruteng.
Ruteng adalah kota di atas awan. Pasalnya posisi kota ini di pegunungan yang kerap tertutup oleh kabut atau awan yang rendah. Apabila dilihat dari lembah di bawahnya, maka kota ini seakan-akan melayang di atas awan-awan tersebut. Demikian pula apabila kita melihat ke bawah dari kota ini, maka terkadang akan terlihat lautan awan putih di bawah.
Satu lagi yang perlu diingat adalah udara Ruteng relatif dingin. Ditambah dengan sepinya kota membuat sensasi dingin tersebut semakin menusuk tulang. Andaikata anda singgah ke kota kecil ini, jangan lupa untuk membawa jaket atau sweater.