Inilah pulau yang menyebabkan seluruh Indonesia dijajah Belanda. Jauh sebelum armada londo masuk tanah ini, Portugis dan Spanyol sudah silih berganti berseliweran di tanah ini, menegakkan bendera masing-masing di pulau-pulau singgahan mereka sendiri, melakukan jual beli cengkeh dan jual beli tembakan kanon seakan-akan sedang berada di halaman rumah mereka sendiri.
Ternate dan Tidore pernah menjadi dua kesultanan kaya raya di belahan timur planet ini. Namun sayangnya mereka menghabiskan kekayaan untuk saling baku tembak selama nyaris satu abad di dalam sengketa yang tidak berkesudahan. Ternate dibantu Portugis sementara Tidore dibantu Spanyol, demi menguasai sentra produksi rempah-rempah dunia.
Belanda kemudian merangsek tanah ini, mendepak Portugis jauh-jauh, sementara Spanyol hanya kebagian bertengger di Filipina. Keberadaan Belanda di Maluku membuat kerajaan tersebut jadi penguasa baru episenter produksi rempah-rempah. Melalui organisasi VOC, Belanda melakukan monopoli terhadap perdagangan lada, pala, dan cengkeh di dunia.
Dominasi ini membuat VOC menjadi perusahaan terbesar sepanjang masa, apabila disesuaikan dengan valuasi zaman sekarang maka nilai perusahaan ini menembus delapan puluh kuadrilyun Rupiah, atau delapan puluh ribu trilyun. Dalam prakteknya, VOC mempunyai angkatan militer dan pemerintahan tersendiri. Dengan valuasi sebesar itu rasanya sulit dipercaya bahwa perusahaan seperti VOC bisa runtuh.
Lalu bagaimana kekayaan Maluku kemudian berakhir?
Adalah Inggris si biang keroknya. Inggris menjajah Indonesia hanya lima tahun, periode singkat sementara dari tangan Belanda. Namun waktu lima tahun sudah cukup bagi mereka untuk merusak pasar rempah-rempah. Dari penelitian yang dilakukan ilmuwan mereka, Inggris berusaha menemukan daerah lain yang dirasa cocok untuk mengembangkan rempah-rempah.
Sri Lanka menjadi daerah yang terpilih.
Rempah-rempah Maluku dibawa ke Sri Lanka dan dibudidayakan. Di Sri Lanka, rempah-rempah mampu tumbuh dengan sama baiknya seperti Maluku. Kesuksesan tersebut sekaligus menyudahi eksklusivitas rempah-rempah Maluku. Ketika Belanda kembali ke Maluku, daya monopoli sudah hilang. Dimulailah satu era baru penjajahan Belanda, yang mana negara tersebut mulai mengeruk berbagai kekayaan alam nusantara, sebagai kompensasi atas hilangnya rempah-rempah.