Jika bukan lantaran gerimis membasuh, urung saya singgah di sini. Hujan remeh yang sedari tadi mengguyur Bali seakan kurang serius dengan niatnya, kadang turun kadang reda. Jadilah saya memutuskan untuk berteduh di pura terdekat, menunggu kepastian angkasa terang kembali.
Pura Taman Ayun bukanlah sembarang emplasemen religi Hindu, ini adalah pura utama Kerajaan Mengwi yang masih bertahan selama tiga setengah abad hingga saat ini. Secara harafiah, Taman Ayun berarti taman yang cantik.
Dalam usianya yang lebih dari tiga abad, Pura Taman Ayun pernah satu kali direnovasi pada abad ke-18 oleh seorang arsitek bernama Hobin Ho. Peristiwa ini ditulis oleh Henk Schulte Nordholt di dalam bukunya, Negara Mengwi. Semenjak saat tersebut, Pura Taman Ayun mendapuk posisinya sebagai salah satu pura terpenting di Bali.
Awan hitam mulai tersibak, yang artinya saya harus segera melanjutkan perjalanan menuju kota Denpasar dan akhirnya berhenti di Kuta. Sepeda motor yang masih basah kuyup kembali saya geber melintasi jalanan desa Bali yang senyap. Mari lanjutkan.