Entah siapa orang jenius yang punya ide membangun tangga sepanjang ini di tengah-tengah kebun teh. Namun yang jelas, idenya laku. Bukan lantaran tangga ini menyimpan fungsionalitas yang bermanfaat bagi perkebunan teh ataupun pemetiknya, namun karena anak-anak muda sekarang berkerumun di tempat ini untuk mengambil gambar yang Instagrammable.
Tangga 2001 adalah atraksi yang relatif anyar di paparan Gunung Dempo, tepatnya di sisi hamparan kebun teh yang terletak pas di belakang Hotel Gunung Gare. Bicara namanya, Tangga 2001 bukanlah nama yang mewakili jumlah anak tangga di kawasan ini. Hitung saja. Jumlahnya paling banter hanya ratusan. Bukan pula mewakili tahun 2001, yang bukan tahun pembangunannya.
Selama Lebaran atau Tahun Baru, tempat ini ramai wisatawan. Utamanya dari Palembang. Untuk orang-orang Palembang, Pagaralam itu bagaikan Puncak bagi orang Jakarta. Meskipun jika ditilik dari jaraknya, tentu jauh berbeda. Dari Palembang untuk mencapai Pagaralam butuh waktu nyaris delapan jam perjalanan dalam kondisi normal. Lebih mirip jarak yang harus ditempuh oleh orang Jakarta yang ingin berwisata ke Gunung Slamet.
Dari atas Tangga 2001 kita dapat melihat hamparan kebun teh dan rumah-rumah kayu empunya Hotel Gunung Gare. Kalau dari pencarian singkat di Traveloka, setiap rumah kayu disewakan dengan harga satu setengah juta per malam.
Hari itu memang akhir pekan, namun lantaran kami datang ke sana pada hari tanpa okasi, suasana Pagaralam terlihat sepi-sepi. Tidak banyak terlihat pengunjung yang berseliweran di jajaran tangga beton yang senantiasa populer pada libur-libur hari besar ini. Selain kami, pengunjung yang terlihat pun dapat dihitung dengan jari.
“Fotoin saya dulu di sana,” pinta saya kepada Khairi, “Mumpung sepi, mendingan kita foto-foto saja yang banyak. Kalau di hari-hari lain mungkin tidak bisa seperti ini.”
Hari sudah sore, menjelang pukul lima, namun di catatan kami masih tersisa banyak tempat untuk dikunjungi. Di antaranya adalah Cughup Embun dan Cughup Mangkok. Keduanya merupakan air terjun yang paling mudah diakses di kawasan Pagaralam, yang konon mempunyai lusinan air terjun di setiap sudutnya. Tetapi bicara soal sore-sore kunjungan ke air terjun, rasanya agak kurang lazim. Ah, biarlah.