Sehari di T.B. Silalahi Center

Tiopan Bernhard Silalahi memang tidak terlihat tinggi besar. Tubuhnya biasa saja, bahkan boleh dibilang pendek untuk ukuran seorang tentara. Namun kiprah sang jenderal di republik ini tidak mungkin dipandang sebelah mata, mulai dari dosen, komandan militer, hingga jabatan menteri pernah dilakoninya.

Pada siang hari yang sepi di Balige itu saya berkesempatan untuk menyusuri sepak terjang sang jenderal yang direkam apik dalam museum pribadinya, T.B. Silalahi Center.

Awalnya museum ini dibangun dengan tujuan untuk memotivasi generasi muda di dalam usaha meraih cita-cita dengan mengisahkan perjalanan karier T.B. Silalahi, mulai dari anak penggembala kerbau hingga menjadi jenderal. Museum ini sendiri merupakan yayasan nirlaba yang dibangun bersebelahan dengan Museum Batak.

Di dalam museum ini terdapat berbagai artefak koleksi pribadi T.B. Silalahi, di antaranya pakaian dinas, bintang jasa, tanda kehormatan, kendaraan dinas, hingga berbagai model senjata tempur. Meskipun terkesan berlebihan namun museum ini ditata dengan apik, sehingga begitu menarik untuk dijelajahi.

Perjalanan hidup T.B. Silalahi dikisahkan di dalam panel-panel yang disusun secara kronologis untuk mengisahkan sejarah hidup sang jenderal. Tidak hanya semasa berkarier, melainkan juga barang-barang pribadinya ketika masih duduk di bangku Sekolah Rakyat!

“Bang, di sebelah masih ada satu museum lagi,” kata Simon mengingatkan, “Kita harus kunjungi dulu museum sebelah karena kita harus kejar kapal siang ini.”

Saya hanya mengangguk. Heri pun mengikuti.