Tom, Raja Bangsa Orangutan

Segala pesta di Camp Leakey takkan lengkap tanpa kehadiran Tom. Dengan ukuran wajah sebesar ban mobil, sudah terisyaratkan bahwa kita tiada sembarangan main-main dengannya. Tom adalah alpha male dominan di Tanjung Puting yang telah bertahun-tahun menguasai Camp Leakey. Ukuran tubuhnya yang besar dan gerak-gerik angkuhnya membuat sang raja orangutan mudah diidentifikasi.

Sedikit tahun ke belakang, Tom bukanlah penguasa inisial di Camp Leakey. Adalah Kusasi dan hulubalang yang mendominasi kehidupan primata di sentra terbesar Tanjung Puting ini. Namun semenjak kehadiran Tom, Kusasi dan kelompoknya perlahan-lahan tersingkir dan berpindah jauh ke dalam hutan.

Orangutan jantan tidak selalu berbahaya, namun mereka tidak terprediksi. Kala level testosteron mereka memuncak maka tindak tanduk mereka menjadi agresif dan kita perlu ekstra waspada.

Hari itu Tom sedang tidak agresif. Syahdu tepatnya. Tom hanya diam saja duduk di atas sepotong dahan besar, mengamati kami yang menatap takjub dari bawah sana. Bunyi jepretan kamera Sufi dan saya tiada henti-hentinya bersahut-sahutan.

Adalah Birute Mary Galdikas, seorang dokter tua berkebangsaan Kanada yang pertama kali mendirikan basis di tanah ini. Usaha kerasnya yang jatuh bangun mempertahankan sisa-sisa hutan hujan Kalimantan benar-benar luar biasa, terlebih kini ia harus berhadapan kepala lawan kepala dengan raksasa-raksasa perusahaan kelapa sawit. Dengan dana dari berbagai pihak, sang dokter berhasil membeli ratusan hektar petak rimba tropis untuk dipertahankan keasliannya.

Di kamp milik dokter Galdikas inilah Tom mendominasi, berperan sebagai penguasa sekaligus pelindung kelompok orangutan Tanjung Puting. Jabatan ini cukup istimewa, karena otomatis sang raja bebas untuk mengawini semua betina di hutan itu.

Sedari tadi kami sudah berusaha untuk tidak bersuara, namun kali ini kami diam karena tercekat. Tom merangkak menuruni pohon besar, berjalan pelan menjauh ke dalam hutan. Perlahan-lahan kami semua mengikutinya, menjaga jarak dua puluh atau tiga puluh meter di belakangnya.

“Pokoknya jangan dekat-dekat saja,” terang Pak Donny, “Tom tidak berbahaya lazimnya, namun sewaktu sedang birahi kita bisa kena masalah kalau terlalu dekat.”

Ya. Siapa juga yang mau dikawini orangutan.