Justru ketika para pendaki menemuinya, maka ia harus dipetik. Demikianlah kurang lebih pinta petugas taman nasional. Cabut bunga ungu itu hingga ke akar-akarnya dan tutup dengan plastik supaya benihnya tidak tersebar ke mana-mana.
Banyak yang mengira bunga ungu gelap yang tumbuh di hampar Oro-oro Ombo adalah sejenis lavender. Bukan. Adalah Verbena brasiliensis vell, tumbuhan semak tahunan, yang mendominasi lanskap padang rumput ini selewat musim kembang setiap tahunnya. Dan tumbuhan ini sangat dianjurkan untuk dipetik.
Sebut saja bunga verbena. Tanaman ini bukanlah vegetasi lokal Semeru melainkan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, entah bagaimana ceritanya benihnya terbawa oleh manusia ke tempat ini. Verbena adalah tumbuhan yang menyerap air dalam jumlah masif dan menyebar dengan cepat. Pertumbuhan yang cepat inilah yang menyebabkan bunga ungi ini mendominasi padang rumput dan mematikan tetumbuhan lain, termasuk edelweiss.
Ada yang bercerita bahwa bunga verbena ini diangkut oleh ilmuwan-ilmuwan londo pada masa penjajahan. Dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan dibawalah ke Semeru dan disebar di Oro-oro Ombo. Hasilnya ekosistem pun rusak lantaran tanaman ini ternyata sangat dominan.
Yang terpenting selain mencabut bunga ini hingga ke akar-akarnya adalah mencegah bibitnya tercecer karena jika tercecer maka ia akan tumbuh di tempat lain. Yang berarti justru memperluas penyebarannya ke seantero Semeru.
Intan membantu saya menyiangi beberapa tangkai bunga. Mencoba menyerabut akar tanaman ini ternyata susahnya setengah mati lantaran batangnya yang keras dan penuh lekuk-lekuk tajam. Alhasil tidak banyak bunga yang sanggup kami cabut dari Semeru.
Penyebaran bunga verbena ini memang cukup mengkhawatirkan. Nyaris seperempat dari wilayah Oro-oro Ombo tertutup oleh tanaman asing ini. Akibatnya ekosistem tanaman lokal Semeru menjadi terganggu. Barangkali, di lain waktu saya bisa membawa trash bag untuk menampung sejumlah besar bunga ini.