Berdodol Ria di Kandangan

“Ya itu mereka orang baru belajar bikin dodol,” kata Pak Sopir yang mengantar kami malam itu, entah meledek atau merendah. Tatapan saya tidak bisa lepas baris-baris kedai penjual dodol yang ada di sepanjang jalan raya dari Kota Banjarmasin menuju Kota Amuntai.

Akhirnya ketika mobil berhenti sejenak untuk menurunkan kawan-kawan yang akan menjalankan ibadah sholat Maghrib, saya pun bergegas menghampiri salah satu kios dodol yang masih buka. Jadilah satu bungkus Dodol Kandangan milik Bu Mita saya bungkus dan saya bawa ke mobil, ekspektasinya tidak ada, sekedar mencoba.

Dodol Kandangan barangkali tidak terlampau unik. Hanya terkesan lebih lembut daripada kompatriotnya di Garut. Barangkali benar kata pak sopir tadi bahwa Kandangan sedang belajar membuat dodol untuk dijadikan salah satu ciri khas daerahnya. Meskipun demikian, sejujurnya, rasa dodol ini pun cukup lumayan dan variatif.

Mobil kembali berjalan meninggalkan Kandangan dalam gelap. Teringat beberapa tahun yang lalu saya sempat menyantap Ketupat Kandangan di tempat ini. Namun kali ini tujuan terakhir saya bukanlah kabupaten kecil ini melainkan lebih jauh ke utara, tepatnya di Tabalong.