Sepintas sih tidak lebih dari sebongkah batu yang kurang menginspirasi. Memang. Inilah patok yang memisahkan antara Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten. Sore itu saya menggunakannya sebagai landasan duduk seraya menyantap semangkok bakso.
Di tepi pantai inilah dua lusin perahu nelayan disandarkan, mereka tidak peduli yang mana Provinsi Banten dan yang mana Provinsi Jawa Barat. Bagi mereka garis batas itu hanya ada di peta, sementara di dunia nyata kampung di sebelah kanan dan di sebelah kiri mungkin hanya berlainan titik koordinat.
Sore itu saya bersama Ian menyusuri garis pantai Banten selatan. Dari ujung Binuangeun hingga ke Malingping. Judulnya memang jalan nasional, jadi jangan heran apabila aspal mulus membentang di sepanjang papar selatan Banten. Hanya saja suasana sepi dan nuansa ekonomi yang serba tertinggal masih begitu terasa.
“Lanjut lagi,” ajak saya kepada Ian yang langsung membereskan seisi tasnya. Kami melanjutkan kendara dari patok perbatasan ini menuju ke Pelabuhan Ratu yang tidak jauh lagi. Sebelum matahari terbenam.