Segala sesuatu di sini bagus. Kecuali baunya. Pertemuan dengan ragam hewan-hewan ternak di Eco Green Park memang mengesankan saya sebagai orang kota yang tidak pernah melihat desa. Coba pikir, orang desa mana yang mau jauh-jauh ke sini hanya untuk melihat domba Garut dan sapi Holstein?
Meskipun hewan-hewan yang dipajang di sini adalah spesies khas Indonesia, semisal domba Garut, namun gaya pengelolaan peternakan mini ini lebih mengadopsi gaya Barat. Sebut saja kandang-kandang sapi serba eksklusif dengan jerami bertumpuk di ember-ember kayu yang terus terang tidak pernah saya saksikan sepanjang saya menjelajah Indonesia. Singkat cerita, peternakan di Jatim Park lebih mirip miniatur peternakan di Australia atau barangkali di Amerika.
“Kamu mendekat sedikit lah!” teriak Bayu meminta saya agak merapat kepada seekor sapi belang-belang hitam putih yang ukurannya besar sekali, “Kalau terlalu jauh tidak kelihatan oke.”
Masalahnya adalah sapi obesitas yang berada di sebelah saya ini baunya sudah keterlaluan. Lagipula apa guna foto bersama kalau saya dipantati seperti ini, lantaran dia menghadap ke arah yang berlainan. Saya terkekeh ketika Bayu mencoba mengambil sejumlah gambar yang menarik namun tidak berhasil.
Selain sapi dan domba, peternakan ini juga mengantongi koleksi hewan-hewan ternak lainnya seperti bebek, kuda, kambing, dan tentu saja babi. Babi boleh dibilang jadi primadona di tempat ini lantaran paling banyak dikerumuni anak-anak. Kebetulan pada hari itu Jatim Park dipenuhi oleh serombongan anak-anak sekolah yang sedang berdarmawisata.
Pada taman yang baru dibuka lima tahun lalu ini juga terdapat area tanam hidroponik. Di sini tanaman-tanaman dikembangkan secar hidroponik, mulai dari jamur, strawberry, hingga paprika. Demikian pula terdapat sebuah rumah jamur yang menampung koleksi jamur-jamuran lengkap dengan cara pengembangbiakannya.
Jatim Park bukan hanya soal wisata keluarga, namun dapat menjadi lahan edukasi yang baik untuk anak-anak usia sekolah yang ingin melihat secara langsung simulasi peternakan dan perkebunan. Untuk orang-orang usia setengah tua seperti kami, ini adalah wahana yang paling cocok untuk mengetahui kehidupan calon makanan.