Pagi-Pagi Lewat Kebun Karet

Perjalanan pangkas rute dari Bandar Lampung ke Way Kambas mengantarkan kami ke barisan perkebunan karet di sepanjang jalan, tetumbuhan pohon yang berdiri rapat-rapat berbaris rapi di sepanjang jalur perbatasan antara Lampung Selatan dan Lampung Timur. Sesekali di sela-sela pepohonan di kebun ini terlihat jalan setapak yang membelah tengah-tengahnya.

“Kayanya foto di sana bagus, deh,” celetuk Sarah tiba-tiba ketika mobil baru saja memasuki jalanan berbatu dari hamparan aspal yang semula tidak karuan, “Coba berhenti dulu yuk.”

Saya cuma mengiyakan. Berhentilah kami di salah satu jalanan sempit yang terletak di antara baris-baris pepohonan karet yang terhampar di kiri jalan raya. Kami melewatkan lima belas menit di bawah pepohonan karet yang setengah teduh memapas cahaya matahari yang berusaha menyeruak masuk dari sela-sela dedaunan.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, kami bergegas meninggalkan perkebunan karet untuk mencapai Taman Nasional Way Kambas, tujuan terbesar dari perjalanan ke Lampung kali ini.