Barangsiapa pernah tinggal di Lombok lebih dari sepuluh menit, sudah barang pasti dia pernah mendengar istilah cidomo. Sedemikian fenomenalnya hingga Dito dan saya terkurung penasaran dengan etimologi kata yang digunakan untuk menggambarkan kereta kuda di Lombok ini.
Cidomo adalah sebuah keunikan, pedati ini ditarik oleh seekor kuda layaknya segerobak delman namun dengan ukuran ban yang terlampau besar. Ditambah lagi nama anehnya yang terkesan tidak ditemukan dalam kosakata Bahasa Sasak.
Usut punya usut, cidomo ternyata merupakan singkatan dari cikar dokar mobil. Pantas. Cidomo maemang merupakan gabungan antara ketiga kendaraan ini. Kabin penumpangnya berbentuk gerobak layaknya cikar, namun ditarik oleh seekor kuda layaknya andong, dan mempunyai ban layaknya mobil.
Tidak jelas kapan kendaraan ini mulai diadopsi di Lombok. Namun yang pasti cidomo lazimnya berjalan sangat lambat sehingga menjadi biang kerok kemacetan di kota. Belum andaikan kotoran kudanya berceceran di mana-mana maka sang sais akan terkena denda. Apes!