Asap membumbung tinggi ketika kilang-kilang minyak dibakar. Sedemikian dahsyatnya pembakaran itu hingga Pulau Tarakan nampak menyala di kegelapan malam. Selaksa serdadu Belanda dikonsentrasikan di pesisir barat, tepatnya Juwata. Malam itu pasukan Simon de Waal bersiap-siap menghadang gempuran armada danawa Kekaisaran Jepang.
Namun ternyata Jepang tidak kalah cerdik. Alih-alih menyerang melalui pantai barat yang landai, armada Shizuo Sakaguchi merengkuh Tarakan melalui pesisir timur yang berkontur rawa-rawa. Pergerakan yang sudah pasti tidak diduga pertahanan sekutu. Bala tentara Jepang yang jumlahnya empat kali lebih banyak meruntuhkan lini defensif Belanda, menewaskan nyaris seluruhnya. Jepang masuk Indonesia.
Entah harus bangga atau sedih, Tarakan adalah kota pertama di Indonesia yang digempur Jepang.
Tarakan dikenal sebagai pulau kaya minyak. Justifikasi penyerbuan Jepang ke Tarakan pada tahun 1942 juga dimotori oleh ketersediaan minyak di pulau kecil kaya raya ini. Hingga saat ini Pulau Tarakan, dan Pulau Bunyu, masih menjadi motor ekonomi provinsi yuvenil Kalimantan Utara.
Tarakan punya ambisi super-masif. Menjejakkan kaki di kota ini, saya disambut oleh epigraf pemerintah setempat, Jadikan Tarakan The Little Singapore. Entah apa maksudnya. Baik Tarakan maupun Singapore sama-sama merupakan kota pulau di Asia Tenggara. Namun saya menduga kesamaannya masih berhenti sampai di situ. Selebihnya, Tarakan dan Singapore beroperasi dalam struktur sosio-ekonomi yang sama sekali berlainan.
Tepat di depan tulisan ambisius tersebut saya menyetop angkot yang melintas. Bermodal syak wasangka dan GPS, saya yakin bahwa angkot tersebut bergerak menuju ke kota. Di sepanjang perjalanan tampak sebuah kota yang bersih dan sedang membangun. Memang satu dari empat penduduk Kalimantan Utara tinggal di kota ini. Namun dengan penduduk yang hanya seratus lima puluh ribu jiwa, perjalanan Tarakan untuk menjadi pemain prominen masih sangat jauh.
Apabila tujuh dekade silam Jepang datang ke tanah ini untuk mengambil minyak buminya, hari ini saya datang kemari untuk menyelami kehidupan masyarakatnya. Selamat datang di Tarakan!