Hutan di Jantung Kota

Monyet itu nampak asyik duduk di emperan toko tanpa mempedulikan sekitarnya. Segeralah si penjaga toko keluar dan mengusirnya dengan sebatang sapu ijuk. Sebuah pemandangan absurd yang barangkali hanya ada di Tarakan. Pasalnya di tengah-tengah kota Tarakan terdapat hutan lindung. Sesekali penghuni hutan lepas cari angin dan berkeliaran di mall.

Bukan hanya monyet berekor panjang, hutan kota Tarakan juga menjadi tempat tinggal untuk sejumlah bekantan. Namun hewan pemalu maskot Dufan ini tentu saja jarang berkeliaran di mall.

Dari hotel murah tempat saya menginap, hutan ini bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Kalau anda malas bisa saja menggunakan jasa angkot. Intinya tidak jauh. Masuk ke dalam kawasan mangrove, ada jembatan setapak kayu mengakar ke sudut-sudut hutan. Jadi usahlah khawatir karena tiada perlu berbasah-basah apalagi berkotor-kotor di hutan kota ini.

Untuk melihat bekantan memerlukan kesabaran dan ketenangan. Pasalnya kera mancung ini cenderung menjauhkan dirinya dari keramaian. Melihat pergerakan tiba-tiba dan suara berisik adalah sinyal baginya untuk bersembunyi. Pendekatan terbaik adalah tentu saja tidak mencarinya secara berombongan.

Dan demikianlah hari itu saya mungkin masih jauh dari beruntung. Hanya satu ekor bekantan kecil yang tertangkap mata. Entah di mana keluarganya. Susahnya lagi primata pemalu itu pun cepat-cepat angkat kaki ketika melihat saya membidikkan kamera.

Di ambang panasnya kota Tarakan, keteduhan hutan bakau ibarat sepetak oase. Tapi kawasan seluas dua lusin hektar ini bukan tanpa anekdot. Menyimpan area konservasi di tengah-tengah metropolis tentunya juga dihiasi potensi perkara mbelibet. Salah satu isu minornya, ya tadi, satwa penghuni hutan lepas dan berkeliaran di kota. Jadi jangan heran jika nongkrong di mall sudah jadi gaya hidup kera-kera urban ini.

Tarakan punya konsep hutan kota yang menarik. Bukan tidak mungkin apabila konsep serupa direplikasi untuk kota-kota lain di Indonesia. Asal ada komitmen saja dari warga kotanya, jangan sampai penghuni hutan malah berakhir dirantai di perempatan jalan.