Pada masa infansinya, bandara ini pernah menjadi arena wisata keluarga. Absurd memang. Dibangunnya bandara di Lombok Praya menggantikan fungsi Selaparang dimaksudkan untuk menghidupkan belah selatan pulau Sasak ini. Dengan adanya bandara yang terletak di papar selatan Pulau Lombok diharapkan pariwisata yang tersebar di paparan tengah dan selatan pulau ini mampu berdenyut.
Tidak salah.
“Sekarang jalan di sini sudah ramai,” kata pak sopir yang menjemput saya di Bandara Internasional Lombok sore itu, “Dulu kalau kita mau lewat sini siang-siang saja tidak berani. Banyak perampok. Sekarang masyarakat mulai mendapatkan pekerjaan dengan dibukanya bandara internasional dan daerah sini pun semakin ramai.”
Semenjak diresmikan pada tahun 2011, Bandara Internasional Lombok berperan sebagai pintu gerbang Nusa Tenggara Barat. Penerbangan mencapai Pulau Lombok masuk melalui bandar udara ini, sementara setengah dari penerbangan menuju Pulau Sumbawa juga transit di bandar udara ini. Secara arsitektur memang bandara ini cukup modern meskipun dari sisi ukuran saya merasa daya tampungnya terlampau kecil untuk menampung luapan pengunjung beberapa tahun ke depan.
Teruntuk saya pribadi, bandar udara ini merupakan salah satu landasan transit kardinal. Terhitung sudah lebih dari dua puluh kali saya mendarat di bandar udara ini semenjak awal pertama dibuka.
Sejatinya Bandara Internasional Lombok telah berganti nama tahun lalu. Baik pemerintah maupun masyarakat diberanikan untuk menyebutnya dengan istilah Lombok International Airport. Inggrisisasi nama bandar udara ini dimaksudkan mendongkrak citra Lombok di mata internasional yang selama ini lebih mengenal Bali.
“Untuk angkutan Damri sendiri sebenarnya ada tiga,” lanjut pak sopir, “Yang dua ke utara, ke arah Mataram dan Senggigi. Sementara satu lagi ke arah Selong di selatan. Tetapi naik bus susah karena harus cari kendaraan lagi kalau mau sambung ke lokasi yang lebih pasti.”
Mobil terus dipacu, melaju membelah aspal mulus yang terbagi menjadi empat ruas. Lombok International Airport tidak hanya bicara perihal naik turunnya pesawat ke pulau kecil ini, namun juga bicara soal perbaikan akses jalan raya dari Mataram ke papar selatan pulau ini yang sedari dulu cenderung terisolasi dalam senyap.