Tidak selazimnya museum di Indonesia bisa memenangkan Trip Advisor Traveler’s Awards. Tetapi Museum Bank Indonesia adalah si perkecualian. Museum yang terletak di simpang jalan menuju Kota Tua tersebut menjadi museum terfavorit pilihan pemirsa situs kawakan, TripAdvisor.
Ketika pertama kali mengunjungi museum ini, kesan itu sudah ada. Saya rasa tidak salah apabila museum ini difavoritkan, lantaran selain penataan koleksinya yang lengkap dan apik, museum ini juga nampak sangat terawat.
Museum Bank Indonesia menempati sebuah gedung tua berarsitektur Eropa. Dulunya gedung ini merupakan markas besar De Javasche Bank, alias Bank Jawa, yang dibangun pada medio Perang Diponegoro. Dua abad kemudian, gedung uzur ini menjalankan fungsi barunya sebagai museum hingga saat ini.
Tidak banyak yamg tersisa dari De Javasche Bank di museum ini, selain gedungnya. Museum ini sendiri tidak banyak berbicara tentang bank tersebut, melainkan lebih menyoroti kiprah Bank Indonesia dalam mendampingi sejarah bangsa termasuk kebijakan-kebijakan bank sentral yang turut menggiring roda sejarah republik ini.
Sebagian koleksi Museum Bank Indonesia juga meliputi nuansa perdagangan nusantara pada era sebelum republik dan sebelum kedatangan kolonialis. Bagaimana kerajaan-kerajaan nusantara pada masa silam bertransaksi dengan utilitas tukarnya yang bervariasi juga didokumentasikan dengan apik.
“Museum ini terlihat bagus dibandingkan museum lain, mungkin juga karena masih baru,” ucap saya kepada Kirana yang menemani saya jalan-jalan siang itu, “Museum ini kan baru dibuka tahun 2006, desain dan tata ruangnya pun terkesan sangat modern.”
Memang demikian. Sebenarnya bikin museum bagus itu kita mampu kok.