Bangunan uzur yang berdiri di hadapan saya ini dulunya pernah mengendalikan perdagangan di seantero pantai utara Jawa. Adalah Nederlandsche Handel Maatschaappij yang berkantor di gedung ini. Namun semenjak tahun lalu, Bank Mandiri melakukan restorasi besar-besaran terhadap gedung ini dan menjadikannya
Kota Semarang
Jejak Historia Kota Lama
“Empat penari membikin hati menjadi senang, aduh, Sungguh kayanya tari mereka Gambang Semarang.” Ia adalah pernyataan artistik sejati dari benci tapi rindu. Di sudut kafe sempit itu, dendang Gambang Semarang mengalun rancak menyesaki ruangan yang dipisahkan oleh sebilah kaca dengan
Old City Trick Art Museum
“Berapa harga tiketnya?” tanya saya kepada mbak-mbak penjaga museum yang mirip bar film koboi ini. “Satu orang? Lima puluh ribu, Mas!” serunya menjawab dari balik teralis. Mahal. Untuk standar Kota Semarang, uang lima puluh ribu setara dengan tiga kali makan.
Di Jantung Tua Semarang
Lengking panjang peluit memecah lamunan saya. Lokomotif uzur ini mengakhiri perjalanan di Stasiun Tawang lebih siang daripada seharusnya. Di sinilah jantung Kota Semarang. Di sinilah pusat kota yang pernah menjadi bandar terbesar di nusantara pada era kolonialisme. Di seluar Stasiun
Atas Nama Ronggowarsito
“Amenangi zaman édan, éwuhaya ing pambudi, Mélu ngédan nora tahan, yén tan mélu anglakoni, Boya keduman mélik, kaliren wekasanipun, Ndilalah kersa Allah, begja-begjaning kang lali, Luwih begja kang éling klawan waspada.” – Ronggowarsito, Tembang Sinom Raden Ngabehi Ronggowarsito kondang tak
Jejak Laksamana Cheng Ho
Banyak yang berkata bahwa perjalanan adalah ujian keberanian. Namun pengalaman saya membuktikan bahwa perjalanan lebih kepada ujian kesabaran, ini soal kelapangan hati ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana ataupun kehabisan stok rencana. Dan soal ini sebanyak apapun pengalaman, sepantasnya saya
Klenteng Sam Poo Kong
“Marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al-Qur’an,” sebuah transkrip lirik di Klenteng Sam Poo Kong ini ditengarai sebagai sinyal kuat bahwa Laksamana Cheng Ho adalah seorang Muslim. Benarkah? Entahlah. Catatan Liang Qi Chao tidak pernah secara eksplisit bicara ihwal
Mengenang Gatot Subroto
“Kamu duduk di sana,” pinta si bapak tua, “Itu meja kursi yang dulunya dipakai Jenderal Gatot Subroto pada masa perjuangan kemerdekaan.” Saya pun duduk di atas bangku kayu itu. Di depan saya ada sebuah meja kerja dengan pelituran seadanya, dengan
Gamang Laju Semarang
Dahulu kala Semarang adalah pelabuhan terbesar di nusantara. Dari kota inilah barang-barang hasil pertanian dan perkebunan dari Jawa memulai perjalanan panjang mereka membelah lautan menuju dapur-dapur di daratan Eropa utara. Kini Semarang masih merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia
Berapa Pintu Lawang Sewu?
Kernet bus adalah orang pertama yang tentunya akan menolak apabila salah satu pintu Lawang Sewu ditutup pakai semen. Sebab dari sebiasanya dia berteriak, “Lawang Sewu! Lawang Sewu!”, nanti dia harus susah payah untuk berteriak “Lawang Sangang Atus Sangang Puluh Sanga!”.