Setiap pertanyaan demi pertanyaan yang kami lontarkan selalu berbalas dengan gelengan kepala atau ungkapan ketidaktahuan. Lantaran modal peta runyam dari Gramedia, jadilah kami berkeliaran di tempat yang tidak selazimnya ini. Rudy masih ngotot bahwa ada danau di sekitar Buntu Sesean
Kab Toraja Utara
Secangkir Kopi dari Toraja
Duduklah saya bersama Rudy pada ambang warung berdinding kayu. Antara kami dengan jurang yang terbentang luas hanya terpisahkan oleh sebidang papan lapuk. Warung kopi kecil di Buntu Sesean ini menjadi puncak perjalanan kami menyusuri pesisir utara Toraja yang permai. “Kopi
Kendara ke Buntu Sesean
“Hebat juga ya pemerintah Toraja, listrik masuk sampai ke sini,” celetuk Rudy seraya mengamati tiang-tiang listrik yang miring nyaris bersandar di lereng-lereng bukit antah berantah. Saya tidak terlalu mempedulikan ocehannya karena sedang sibuk fokus ke jalan. Senja itu saya memboncengkan
Kuburan Batu di Kalimbuang
Selepas deret-deret menhir di Bori Kalimbuang, susuran setapak mengantarkan Rudy dan saya ke kaki tebing. Batu-batu besar terserak dari setiap sudutnya, tertutup bayang-bayang tebing yang membekas dari cahaya matahari sore. Permukaan batu-batu besar tadi dilubangi sedemikian rupa sebagai emplasemen jenazah.
Stonehenge Kalimbuang Bori
Di Toraja kami melihat Stonehenge. Lelucon bodoh ini membuat Rudy terkekeh-kekeh sewaktu kami berdua berjalan menyusuri rangkaian menhir menjulang di luasan Bori Kalimbuang. Apabila boleh jujur Bori Kalimbuang tidak kalah misterius dari Stonehenge. Tanah lapang yang terselip di Sesean ini
Jajar Tongkonan Kete Kesu
Barangkali inilah desa adat paling tenar di Toraja. Kete Kesu bak sebuah gambar kartu pos yang muncul di dunia nyata, sebanyak dua lusin tongkonan berhadap-hadapan membentuk dua ruas barisan tepat di hadapan saya. Atap-atap tongkonan yang besar dan berat terselimuti
Romeo Juliet dari Londa
Wangi mawar semerbak berbaur dengan bau-bauan asap rokok dan pengapnya gua Londa. Dua tengkorak tergeletak di sebuah permukaan datar peti kayu yang basah, dikelilingi oleh beberapa jumput bunga merah yang masih baru. Saya menatap Pak Timotius tanpa mengucapkan sepatah kata
Tengkorak yang Merokok
Puntung-puntung sigaret berserakan di sekitar kerangka kepala yang telah menghitam itu, ibarat tempat pembuangan rokok yang berhiaskan tengkorak. Siapa sangka bahwa sang pemilik kerangka masih terus disodori rokok bahkan ketika usianya sudah terlewat. Namun setidaknya si tengkorak tidak perlu mengkhawatirkan
Sumalong-Malong ke Londa
Tana Toraja adalah culture shock tanpa paspor. Tebing-tebing batu dengan patung-patung kayu dari orang yang telah meninggal, tumpukan kerangka di dalam gua lembap, julang-julang menhir di padang rumput, rumah-rumah dengan atap raksasa, dan upacara kematian penuh euforia yang tiada duanya
Rumah Tongkonan ala Toraja
Tongkonan dicerabut dari kata tongkon, yang artinya dudukan. Tongkonan pada masa lampau merupakan tempat berkumpulnya para bangsawan Tana Toraja untuk berdiskusi, baik perkara pemerintahan hingga soal pengadilan adat. Dari dalam tongkonan-tongkonan inilah kebudayaan Toraja tumbuh dan bergerak maju. Selain menjadi