Cahaya lilin menari-nari liar tertiup desir angin hutan. Seperti sebiasanya, Kersik Tuo gelap gulita lantaran mati listrik semenjak sore tadi. Gunung Kerinci dan hampar luasan perkebunan teh yang siang tadi nampak apik kini sudah sama sekali tidak terlihat. Jalan kecil
Kab Kerinci
Liar Alam Ladeh Panjang
Ladeh Panjang bukan nama yang familiar bagi masyarakat luas. Namun bagi pegiat satwa, nama ini menjadi totem Sumatera bagian Barat. Inilah rawa-rawa yang merupakan sangtuari, kediaman harimau Sumatera di Jambi, harapan sekaligus remah-remah terakhir sang raja hutan selain Bukit Barisan
Sekilas Tentang Kayu Aro
Darjeeling memang bukan. Namun sebaran perkebunan teh luasan Kayu Aro yang menghampar hingga lereng-lereng Kerinci memang mengingatkan saya kepada eloknya Benggala Barat. Konon seluruh bibit teh yang ada di perkebunan ini pada mulanya dibawa dari Assam oleh kolonialis. Dari sanalah
Industri Teh di Kersik Tuo
Langit sudah terang namun sepertinya matahari belum kelihatan. Terlampau pagi mungkin. Kabut tebal masih terlihat memayungi kaki Gunung Kerinci, sementara puncaknya tidak terlihat lantaran tertelan awan. Udara pagi yang dingin menusuk tulang tidak sanggup menghalangi niatan saya untuk berjalan menyisir
Menyesap Teh Ratu Inggris
“Ratu Elizabeth pernah minum teh ini,” ucap Pak Sriwarno bangga. Memang sudah rahasia publik bahwa teh Kayu Aro digemari oleh bangsawan Eropa. Termasuk di antaranya Ratu Inggris dan Ratu Belanda. Teh produksi Kayu Aro dengan grade tertinggi lazimnya dikirim ke
Kampung Jawa di Kerinci
Kuli-kuli diangkut dengan kapal dari Jawa Tengah ke pantai Barat Sumatera. Kemudian dengan truk-truk barang, mereka dipindahkan lagi ke hutan hujan di tinggian Kerinci yang mereka namai Kayu Aro. Tugas mereka kala itu hanya satu, membabat hutan untuk ditanami teh.
Legenda Orang Pendek
“Uhuk pandak itu badannya pendek,” terang Pak Kasim. “Pendekan mana sama saya?” tanya saya setengah mencoba mengklarifikasi relativitas dari makna pendek di dalam kalimat bapak penjaga hutan itu. Pak Kasim tertawa lebar, mengisyaratkan bahwa uhuk pandak itu bukan hanya pendek,
Bakar Sepatu di Gunung
“Sepatu saya jebol, dibakar saja,” sahut Leo yang terdengar seperti bercanda. Ternyata tidak. Benar-benar sepasang sepatu yang dipakainya itu dibakarnya di pinggir Danau Gunung Tujuh beserta dengan sampah-sampah plastik yang lain. Leo sudah menyiapkan sepatu lain untuk cadangan tentu saja.
Berbagi Kisah Soal Cindaku
“Di Kerinci inilah manusia dan harimau hidup bertetangga,” ungkap Pak Naufal memulai ceritanya seraya menyesap sisa-sisa terakhir kretek yang sedari tadi dihimpit jari-jari tuanya. Adalah Tingkas, kelompok tetua Kerinci pada zaman yang sudah jauh lewat, mengikat kaul dengan pemimpin harimau.
Pesona Danau Gunung Tujuh
Sebiasanya keindahan dan kesunyian melebur menjadi satu. Di ambang cakrawala tertampak tujuh pucuk gunung yang mengitari danau permai di tinggian Kerinci ini. Hujan gerimis yang sedari tadi mengguyur luasan Kerinci seakan tidak berkesudahan, jaket parasut yang saya kenakan terpaksa ditanggal