“Ratu Elizabeth pernah minum teh ini,” ucap Pak Sriwarno bangga. Memang sudah rahasia publik bahwa teh Kayu Aro digemari oleh bangsawan Eropa. Termasuk di antaranya Ratu Inggris dan Ratu Belanda. Teh produksi Kayu Aro dengan grade tertinggi lazimnya dikirim ke
Jambi
Kampung Jawa di Kerinci
Kuli-kuli diangkut dengan kapal dari Jawa Tengah ke pantai Barat Sumatera. Kemudian dengan truk-truk barang, mereka dipindahkan lagi ke hutan hujan di tinggian Kerinci yang mereka namai Kayu Aro. Tugas mereka kala itu hanya satu, membabat hutan untuk ditanami teh.
Legenda Orang Pendek
“Uhuk pandak itu badannya pendek,” terang Pak Kasim. “Pendekan mana sama saya?” tanya saya setengah mencoba mengklarifikasi relativitas dari makna pendek di dalam kalimat bapak penjaga hutan itu. Pak Kasim tertawa lebar, mengisyaratkan bahwa uhuk pandak itu bukan hanya pendek,
Bakar Sepatu di Gunung
“Sepatu saya jebol, dibakar saja,” sahut Leo yang terdengar seperti bercanda. Ternyata tidak. Benar-benar sepasang sepatu yang dipakainya itu dibakarnya di pinggir Danau Gunung Tujuh beserta dengan sampah-sampah plastik yang lain. Leo sudah menyiapkan sepatu lain untuk cadangan tentu saja.
Berbagi Kisah Soal Cindaku
“Di Kerinci inilah manusia dan harimau hidup bertetangga,” ungkap Pak Naufal memulai ceritanya seraya menyesap sisa-sisa terakhir kretek yang sedari tadi dihimpit jari-jari tuanya. Adalah Tingkas, kelompok tetua Kerinci pada zaman yang sudah jauh lewat, mengikat kaul dengan pemimpin harimau.
Pesona Danau Gunung Tujuh
Sebiasanya keindahan dan kesunyian melebur menjadi satu. Di ambang cakrawala tertampak tujuh pucuk gunung yang mengitari danau permai di tinggian Kerinci ini. Hujan gerimis yang sedari tadi mengguyur luasan Kerinci seakan tidak berkesudahan, jaket parasut yang saya kenakan terpaksa ditanggal
Pendakian Ad-Hoc di Kerinci
Selepas Pegunungan Jaya Wijaya dengan lima puncak angkasanya, resmi Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi kedua di nusantara. Sayangnya karena minim persiapan dan waktu, kami tidak berkesempatan untuk melakukan summit attack terhadap Gunung Kerinci pada kesempatan itu. “Tidak masalah,” tutur Pak
Disambar Petir di Gunung
Jedar! Kemudian hanya terlihat putih beberapa detik. Telinga berdengung. Saya berpegangan pada batang pohon yang sedari tadi saya duduki. Angga membelalak setengah terngaga. Wahyu dan saya masih berusaha memahami apa yang baru saja terjadi di bawah batang-batang pinus yang berayun
Melihat Dekat Flora Kerinci
Memang dasarnya manusia kota tidak pernah melihat kantung semar. Setiap kali bapak pemandu berhenti untuk menjelaskan nama-nama pohon, kami mengitari pohon untuk mengambil gambar sambil terheran-heran. “Ini adalah kantung semar,” jelas si bapak bertopi biru dongker, “Tumbuhan yang makan serangga
Taman Nasional Kerinci-Seblat
Dari pos masuk yang tidak bertuan, kami melangkah masuk menyusuri jalan setapak yang buram setengah terkubur. Rerumputan liar yang menumbuhi tempat itu sudah tinggi, tanda lama tidak dilintasi. Sementara pada kanan kiri, pepohonan runduk dengan bunga-bunga merah bertebaran tidak merata