Indonesia Dijajah Prancis

Lapisan es tebal Sungai Rhine menjadi lintasan legiun-legiun Napoleon yang berbaris memasuki Belanda. Serbuan mendadak pada musim dingin 1795 itu menjadi titik awal jatuhnya Kerajaan Belanda ke tangan Kekaisaran Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte.

Di Istana Siak, Napoleon Bonaparte perunggu itu menatap ke lantai, tangannya bersedekap erat, dan salah satu kakinya memijak batu besar. Sosok Kaisar Prancis itu hanyalah satu dari sekian banyak patung bergaya Eropa yang menjadi koleksi Istana Siak Sri Indrapura.

Tidak banyak yang mengetahui, nusantara pernah berada di bawah kekuasaan Prancis, meskipun secara tidak langsung. Kecamuk di Eropa pada awal abad ke-19 membuat tampuk Belanda jatuh ke tangan Prancis. Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis yang digdaya di Eropa kala itu, mendapuk adiknya sendiri, Louis Bonaparte, sebagai Raja Belanda pada tahun 1806. Kerajaan Belanda lantas menjadi sebuah negara boneka yang tunduk kepada Kekaisaran Prancis.

Secara tidak langsung namun otomatis, Indonesia berada di bawah kekuasaan Prancis.

“Napoleon Bonaparte mempunyai hubungan baik dengan Kerajaan Siak Sri Indrapura,” terang pemandu yang membawa saya berjalan berputar-putar istana pagi itu, “Ada beberapa lukisan di istana ini yang diserahkan langsung oleh Sang Kaisar kepada Sultan Siak.”

Entah lukisan yang mana. Yang jelas ruang-ruang Istana Siak Sri Indrapura tak ubahnya miniatur dari Museum Louvre di Paris yang disesaki dengan berbagai koleksi patung dan lukisan dari Eropa dua abad silam. Termasuk di antaranya patung perunggu Ratu Wilhelmina dari Belanda yang dihadiahkan secara langsung oleh Sang Ratu kepada Sultan Siak.

“Bayangkan saja pada zaman tersebut Sultan Siak sudah mendengarkan lagu-lagu Mozart dan Beethoven,” seloroh bapak pemandu lagi, “Terbayang kan betapa luasnya pergaulan beliau?”