Untuk pencarian yang satu ini kami hanya bermodalkan AirBnb. Mungkin boleh dibilang dadakan lantaran seusai turun dari Semeru kami belum sempat memesan kamar untuk bermalam. Hasil pencarian singkat di AirBnb menghantarkan kami kepada Kampoong Homestay, sebuah rumah di Malang yang menawarkan kamar dengan harga dua belas dollar.
Dikarenakan harga yang murah, review yang bagus, dan waktu yang sempit, akhirnya kami tidak punya pilihan untuk tidak memilih penginapan ini. Jujur saja, pada mulanya Bayu dan saya tidak terlalu banyak berharap.
Jalan Kartini, katanya. Maka kami pun berangkat. Jalan kaki dari stasiun menuju ke Jalan Kartini di Malang. Lima belas menit kurang lebih waktu yang kami butuhkan untuk menerobos barisan suporter Arema Malang yang sedang konvoi untuk mencapai Jalan Kartini. Naasnya, kami salah alamat, jauh dari alamat tujuan yang dituju.
“Salah, Wan!” kata Bayu tiba-tiba, seusai kami tiba di Jalan Kartini, “Namanya Jalan Bareng Kartini, bukan Jalan Kartini. Kita harus jalan balik setengah jam.”
Apa boleh buat. Niatan awal mencari Go-Jek ternyata tidak bersambut baik gara-gara pengemudi Go-Jek kesemuanya absen menjelang perayaan ulang tahun Arema Malang. Nihil. Tidak seorang pun tukang ojek yang bisa ditemui dan kami pun kembali ke rencana awal, berjalan kaki.
Mencari Kampoong Homestay gampang-gampang susah. Rumah ini adalah bangunan kampung yang bersih dan apik namun terletak di dalam gang. Jangankan tanpa GPS, berbekal GPS pun pencarian penginapan ini sudah menjadi akrobat yang kurang lucu karena kami berulang kali tersesat di gang-gang kota Malang.
Kampoong Homestay adalah penginapan yang dijalankan oleh sebuah keluarga yang ramah. Kami disambut dan dilayani dengan sangat baik selama menetap di tempat itu. Selain itu kamar tidur dan kamar mandi yang disediakan juga sangat bersih. Lain waktu, saya mungkin kembali ke sana untuk menginap lagi.