Jajanan Kuliner Kota Malang

Berapa banyak jumlah makanan yang dapat disantap seseorang dalam waktu satu malam? Boleh dibilang kami tidak tahu diri, dengan waktu hanya satu malam saja di Malang namun keinginan menyantap kuliner segudang. Akhirnya jadilah kami berwisata menyusuri jantung kota ini untuk mencicipi makanan-makanan khasnya.

Yang pertama adalah Bakso President, rekomendasi langsung dari pemilik Kampoong Homestay yang kami diami pada malam itu. Satu menu bakso komplit dan bakso bakar menjadi hidangan pembuka pada malam itu. Bayu sendiri hanya menyantap sepotong bakso bakar karena dia yakin malam masih akan panjang. Pamungkas saya adalah segelas es teler.

Kunjungan berikutnya adalah Kafe Bumblebee yang terletak persis di seberang Bakso President. Di sini kami makan roti bakar dan minum es susu sembari menunggu kedatangan Daniel. Daniel datang tidak lama kemudian dan mengajak kami berdua untuk mencoba jagung bakar, masih di jalan yang sama.

Satu tongkol jagung bakar menjadi hidangan ronde ketiga bagi Bayu dan saya, ditutup dengan teh botol. Sementara kami asyik mengobrol membicarakan bisnis rumah makan yang baru akan dimulai oleh Daniel dan bagaimana pekerjaan saya di dunia konsultan TI sedang berat-beratnya. Dunia kerja boleh berat namun langkah kaki harus ringan, apalagi soal makanan. Maka jadilah kami masuk ke ronde keempat.

Berikutnya adalah hidangan STMJ, susu telur madu jahe, yang khas Jawa di salah satu gang tidak jauh dari Jalan Kawi. Di sana beberapa orang nampak bersantai menikmati minuman. Sementara saya sendiri asyik memindai gambar di kamera satu per satu, memutar ulang memori beberapa hari terakhir.

Empat ronde saya rasa sudah lebih dari cukup. Kami tidak mau ambil resiko ronde kelima karena harus berjalan kaki pulang menuju ke penginapan. Sejujurnya sih masih ada satu yang belum tersempatkan, nasi rawon.