Tuan Bosscha Istirahat Di Sini

Posisi makam tua itu berdampingan dengan kebun teh Malabar. Seratus tahun silam, bakul-bakul biji teh diboyong dari Assam, utara India, menuju Pangalengan. Tidak berapa lama terhamparlah perkebunan teh di papar Malabar, yang luasannya hingga ke naungan Papandayan.

Lantaran tidak pernah dipangkas sebaris pohon pertama tumbuh menjulang. Tingginya mencapai enam meter, merimbuni sehampar tanah teduh. Tempat inilah yang konon menjadi pelipuran Bosscha semasa hidupnya, sesekali beliau terlihat duduk-duduk di atas batu seraya memberi makan rusa-rusa. Di tempat yang sama kini sang tuan tanah dimakamkan.

Bagi beberapa pekerja perkebunan Malabar, Karel Albert Rudolf Bosscha masih hidup.

“Masih sering ke sini,” kata bapak renta itu dengan suara parau dan mata terpicing, “Tuan Bosscha hanya istirahat saja. Masih selalu datang ke tempat ini.”

Tangan-tangan tua bapak itu membukakan pagar berkarat, isyarat mempersilakan saya untuk melangkah masuk ke kompleks makam. Suara berderit terdengar dari gerbang pagar yang nampaknya sudah jarang dibuka, diikuti gerutuan tidak jelas dari bapak tadi.

Kemudian hening. Pusara yang dikitari tujuh tiang putih itu dinaungi oleh atap berbentuk topi demang yang sehari-hari dikenakan oleh Bosscha. Pada dinding makamnya tertatah tulisan kusam dalam Bahasa Belanda, Hier rust Karel Albert Bosscha, Overleden te Malabar, 26 November 1928, di sini beristirahat Karel Rudolf Bosscha, tuan tanah Malabar, 26 November 1928.

Bosscha pergi sama sebagaimana ia pernah datang. Dengan penuh sambutan. Kepergiaan sang tuan tanah ditemani ratusan ribu pengantar, dalam sebuah iring-iringan yang mencapai dua kilometer. Di antaranya termasuk bupati Bandung, Raden Adipati Aria Wiranatakusumah. Belum pernah dalam sejarah nusantara ada perhatian begitu besar dari rakyat pribumi terhadap seorang londo seperti ini.

Saya berjongkok di hadapan pusara tua itu. Dingin udara sore berhembus lirih menembus sela-sela jaket mengawani lelehan gerimis masih menetes dari penampang daun-daun rasamala. Sebuah peristirahatan akhir yang begitu damai.