Tatkala berhadapan dengan fakta bahwa bandara sudah dipindahkan tiga kali dan kota ini sudah jauh berkembang menjadi lebih dari apa yang sudah-sudah, Jakarta seakan diminta merumuskan kembali perspektif arah dalam berbagai konteks kota ini.
Apabila dulu Monas adalah tengah kota, maka kini mungkin Semanggi atau malah Senayan lebih pantas disebut sebagai tengah kota. Apabila dulu tamu datang dari Bandara Kemayoran di ujung utara, kini tamu datang dari Bandara Soekarno-Hatta langsung masuk ke Tol Dalam Kota.
Perkembangan kota ini punya implikasi menarik, yaitu ketika para tamu masuk ke Jakarta melalui Tol Dalam Kota, maka mereka akan dipunggungi oleh Patung Selamat Datang yang berada di Bundaran Hotel Indonesia. Menariknya justru pada saat mereka pulang dari Monas kemuningkan besar mereka mendapatkan lambaian Selamat Tinggal dari sepasang patung klasik ini. Terkecuali jika anda datang lewat Stasiun Gambir.
Patung Selamat Datang dibangun oleh Presiden Soekarno ketika momen penyelenggaraan Asian Games 1962, pada masa tersebut Jakarta menjadi tuan rumah even olahraga Asia. Sepasang patung yang melambaikan tangan tersebut dimaksudkan untuk menyapa kontingen dari negara tetangga yang masuk ke Jakarta melalui Bandara Kemayoran.
Sekarang, dengan semakin banyaknya akses masuk Jakarta dari segala penjuru mata angin, tidak jarang Patung Selamat Datang ini justru memunggungi para tamunya.