Menyesap Pahit Kopi Wamena

Semerbak kopi tercium di ruangan itu. Sesap-sesap secangkir kopi menyisakan rasa kopi yang berat namun tidak asam berbaur dengan aroma cokelat dan tembakau. Inilah kopi Arabica khas Wamena yang punya nuansa rempah-rempah nan rancak.

Di tanah Papua hanya terdapat dua kawasan besar penghasil kopi, yaitu Lembah Baliem di Wamena dan Lembah Kamu di Nabire. Namun di antara keduanya Kopi Wamena jauh lebih mendunia. Kopi Wamena merupakan kopi organik dengan kualitas premium lantaran ketinggian pegunungan di Papua yang subur mampu menghasilkan kopi yang harum, halus, dan manis. Tidak mengherankan apabila pengamat kopi acapkali menyamakan kopi khas Wamena ini dengan Jamaican Blue Mountain, kopi premium dari Kepulauan Karibia.

Agak berlainan dengan daerah penghasil kopi seperti Gayo, wilayah Baliem tidak terlalu banyak kafe dan penikmat kopi. Di sepanjang jalanan Wamena pun jumlah kedai kopi dapat dihitung dengan jari. Nampaknya penduduk kota ini lebih menikmati buah pinang sebagai penyumpal mulut daripada secangkir kopi berkualitas premium ini.

Alhasil, hampir seluruh produk kopi dari Wamena ini diekspor ke seluruh penjuru dunia.

Siang itu pun saya duduk seorang diri di Pilamo Cafe, menyesap secangkir Kopi Wamena. Begitu janggal rasanya menyaksikan daerah penghasil kopi sehebat ini tidak punya banyak penikmat kopi.