Krakatau, Letusan Maut Itu

Dari tiga ribu penduduk Pulau Sebesi, tidak ada seorang pun yang selamat. Dentuman kencang yang terdengar hingga benua sebelah dan asap yang membumbung tiga puluh kilometer ke angkasa menandai sebuah kulminasi bagi Gunung Krakatau. Peristiwa yang digadang-gadang sebagai salah satu letusan terdahsyat dalam sejarah itu menewaskan empat puluh ribu jiwa dalam satu hari.

Siang hari pada Agustus 1883, Gunung Krakatau meletus dengan indeks kekuatan mencapai 6 VEI atau setara dengan tiga belas ribu kali kekuatan bom atom Hiroshima. Letusan tersebut menghamburkan enam kubik mil batuan dari dalam perut bumi, terdengar hingga empat ribu kilometer dari Selat Sunda.

Nuansa suram itu masih terasa tatkala kemarin saya mendaki puncaknya yang berpasir. Batas vegetasi yang sedemikian rendah sebenarnya adalah petunjuk bahwa monster ini masih sangat aktif. Berdiri di hadapnya membuat pikiran saya berusaha keras membayangkan dahsyatnya letusan satu setengah abad silam itu.

Namun bukan. Gunung Krakatau yang pernah meletus bukanlah gunung yang saat ini saya daki. Ini adalah Anak Krakatau, anak dari sang gunung.

Gunung Krakatau yang sebenarnya, berdiri angkuh hampir tiga ribu meter di tengah lautan menaungi Selat Sunda, nyaris lenyap akibat letusan tersebut. Sebagian besar bagian gunung ikut terpangkas ketika isi perut bumi dimuntahkan lewat bibir kawahnya. Semenjak tahun 1927, sebuah pulau baru terbentuk di bekas lokasi Gunung Krakatau, yang kini dikenal dengan nama Gunung Anak Krakatau dengan ketinggian hanya sekitar delapan ratus meter dari permukaan laut.

Inilah Anak Krakatau nan masyhur itu. Gunung kecil dengan ketinggian seperempat induknya ini lambat laun bertambah tinggi. Sementara itu puncak tetangganya, Puncak Rakata, membentuk sebuah pulau terpisah di seberang lautan.

“Kita tidak boleh ke puncaknya, hanya boleh samapai di sini,” ucap Kiki menjelaskan kepada kami semua. Di atas sana daerah terlarang entah mengapa. Namun yang jelas beberapa hari yang lalu seorang turis Prancis nekat mendaki puncaknya dan kini harus berurusan dengan polisi.