Museum Kraton Kasepuhan

Salah satu totem terbesar yang dimiliki Kesultanan Cirebon adalah Kereta Singa Barong. Kereta ini dirancang atas perintah Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1649 berdasarkan Candrasangkala yang berbunyi “iku pandita buta rupanane” yang melambangkan tarikh 1751. Kereta kerajaan yang didesain untuk ditarik oleh lembu ini melambangkan hewan mistis dengan dua buah sayap mekanis di sisi kanan kirinya sehingga ketika roda kereta berputar maka kedua sayap kereta akan terkepak-kepak.

Kereta Singa Barong yang inovatif pada zamannya tersebut menjadi salah satu kendaraan fenomenal yang didesain oleh Pangeran Angkawijaya yang teknis pengerjaannya dipimpin oleh Ki Nagatuga, yang boleh jadi merupakan insinyur kerajaan.

“Berapa tiket masuknya, Mas?” tanya saya kepada seorang penjaga museum yang tersenyum lebar menyambut kehadiran kami berdua. Sejatinya kami berniat masuk museum ini lantaran sudah ingin sekali menghindari jerangan matahari yang sudah kepalang panas.

“Dua puluh lima ribu satu orang,” cetusnya.

Harga yang sejatinya lumayan mahal untuk ukuran sebuah museum di Indonesia, namun ternyata terbayar tuntas. Kualitas dari penyajian dan penataan Museum Kraton Kasepuhan ini memang layak disejajarkan dengan museum-museum kelas satu di Indonesia meskipun ukurannya tidak terlampau besar. Selain itu seluruh ruangannya bersih, berpendingin, dan menyajikan informasi yang lengkap.

Mira dan saya terpisah hanya setelah beberapa etalase lantaran kami berdua keasyikan mencari rute kami masing-masing. Di dalam museum kraton ini terpampang berbagai macam pusaka Kraton Kasepuhan, mulai dari keris hingga baju zirah. Namun tentu saja di antara semua objek yang berada di dalam museum ini, Kereta Singa Barong adalah yang paling menyita perhatian lantaran ukurannya yang paling besar dan terletak tepat di tengah-tengah pelataran museum.

Siang itu tidak banyak pengunjung di museum ini, beberapa anak muda yang berkunjung nampak berputar balik ketika mengetahui harga karcis masuk museum ini yang tidak terjangkau kantong mereka. Sementara ini beberapa bapak-bapak uzur nampak antusias sekali memindai satu demi satu artefak yang dipajang di etalase. Kapanpun anda berkunjung ke Cirebon, saya rekomendasikan museum ini untuk tidak anda lewatkan!