Mimpi Wisata Batu Lamampu

Masyarakat dan pemerintah punya mimpi yang sama. Tetapi mereka belum sudi bekerja sama. Kurang lebih demikian yang terjadi dengan Pantai Batu Lamampu di Pulau Sebatik ini. Pulau yang dikelola oleh masyarakat ini sejatinya akan dimanfaatkan pemerintah kabupaten untuk memikat turis Malaysia.

Segala upaya revitalisasi serta pembangunan kawasan ini sebenarnya sudah lama direncanakan namun masyarakat sekitar tidak menyetujuinya lantaran mereka merasa lebih memiliki pantai ini. Jadilah tarik ulur antara hak pengelolaan dan kebebasan rencana pembangunan membuat Pantai Batu Lamampu seakan terombang-ambing di tengah ketidakjelasan.

“Pada akhir pekan, pantai ini ramai sekali,” ungkap Yusuf kepada saya sembari memilih makanan ringan di satu-satunya kios yang ada di pantai itu, “Anak-anak muda datang semua dari Nunukan. Bahkan banyak yang bawa motornya ke sini.”

Pantai Batu Lamampu memang ramai dengan sendirinya, dengan promosi minimal dan terbilang tanpa pembangunan apapun selain akses jalan. Usaha pemerintah untuk membangun berbagai fasilitas di pantai ini terbentur dengan penduduk sekitar pantai yang sudah lama mendiami tanah ini. Mereka beranggapan bahwa petak-petak tanah di tepi pantai ini adalah hak mereka untuk dikelola swadaya, bukan diambilalih oleh pemerintah.

Mengecewakan memang. Pantai Batu Lamampu serasanya mungkin tidak akan menjadi destinasi wisata utama, namun keberadaannya di Pulau Sebatik sedikit banyak memberi alternatif wisata bagi para pengunjung yang singgah di pulau ini.

“Apakah banyak orang Malaysia yang ke sini?” tanya saya santai. Yusuf hanya menjawab dengan menggeleng pelan, seperti yang saya duga memang daya atraksi pantai ini tidak cukup kuat untuk menarik turis dari negeri seberang.

Jangankan wisatawan dari negara tetangga. Wisatawan dalam negeri pun boleh dibilang belum menjadikan Pulau Sebatik sebagai destinasi wisata, terkecuali sebagian pejalan sinting seperti saya yang pergi jauh hanya demi melihat patok. Setidaknya Pantai Batu Lamampu bisa menjadi pengingat bagi para pejalan, bahwa Pulau Sebatik bukan sekedar wisata perbatasan.