Ketenangan yang dimiliki Nagreg di masa kecil tinggal kenangan. Lalu lintas yang kian tahun kian padat mendapuk lintasan ini menjadi jalur maut. Belakangan gunung-gunung berbatu cadas yang melingkunginya pun terpaksa dipangkas, ditembus untuk memberi ruang lebih bagi jalan lintas selatan
Month: December 2017
Historia Kereta Api Bandung
Bandung besar karena kereta api. Penginapan tumbuh dari seputar stasiun, kemudian menyebar ke seantero cekung Priangan. Tatkala gosip berhembus pada era kolonial bahwa Bandung akan menjadi ibukota menggantikan Batavia, kota ini semakin ramai. Harga tanah melonjak dan influks pengunjung tidak
Punclut di Awang-Awang
Apabila Kota Bandung adalah sebuah mangkok raksasa, maka Punclut adalah bibir mangkok di Barat Laut. Jika kita tanya penduduk Bandung, maka Punclut lazimnya mereka kenal sebagai sentra nasi merah lantaran di tempat ini ada berjajar kedai-kedai nasi yang tenar dengan
Mitos dari Kebun Binatang
Lima tahun saya tinggal di Bandung, belum pernah satu kali pun saya berkunjung ke Kebun Binatang Bandung. Taman satwa yang berlokasi di depan Institut Teknologi Bandung ini memang agaknya kalah pamor sebagai tempat bersinggah dibandingkan dengan pusat-pusat perbelanjaan yang menjamur
Melepas Malam di Bima
“Di kota ini tempat nongkrong ya cuma alun-alun ini dan Taman Ahamami,” terang Anif kepada saya yang sedang duduk di hampar Lapangan Serasubah yang riuh malam itu, “Satu lagi tempat nongkrong agak luar kota sana.” Seharian saya berkeliling bersama Anif,
Kuliner Masam ala Bima
Inilah padanan makanan yang harus saya santap seraya mengerutkan kening. Masamnya tidak tanggung-tanggung, seperti ikan yang direbus dalam rendaman cuka selama berabad-abad. Uta palumara londe dan uta sepi tumis adalah dua santapan yang ditawarkan oleh Anif kepada saya pada malam
Bima Tumbuh di Tepi Laut
Anif mempercepat langkahnya. Kaki-kakinya lincah menyusuri tanah kering perbukitan di sisi Dana Traha, hingga akhirnya kami tiba di ujung tebing, di sebuah puncak yang menghadap ke lautan lepas. Dari atas sini Kota Bima terhampar di bawah sana lengkap dengan segala
Dari Tinggian Dana Traha
Tanahnya agak becek sisa hujan semalam. Kedua kaki saya berusaha untuk menapaki jalanan yang ketika dipijak terkadang merosot ke bawah lantaran remah-remah lumpur ada di mana-mana. Tanah perbukitan ini terus menanjak hingga akhirnya kami tiba di pelataran luas di puncak
Uma Lengge Filosofi Bima
Mentari senja menerangi jalan kami ketika sepeda motor kecil itu digeber oleh Anif menyusuri tepian ngarai di Kota Bima. Dari lekukan jalan utama, kami menerabas masuk ke lorong kecil mengarah ke Desa Maria. Di sanalah kami berencana untuk menjelajahi salah
Bima dari Pinggir Ngarai
Saya meminta Anif menghentikan motornya. Kami berdiri di paparan jalan raya yang sepi, tepat di ambang tebing. Sementara di bawah sana terbentang hamparan padang rumput menghijau dalam celah sempit yang diapit oleh dua perbukitan. Cahaya matahari berpendar apik menembus sela-sela